Sembilan Jawaban Terbaik Saat Wawancara (Bagian Pertama)

Sembilan Jawaban Terbaik Saat Wawancara (Bagian Pertama)

Suka atau tidak suka: ada banyak jebakan dalam wawancara saat proses lamaran kerja. Berikut ini trik dan tips menghadapi berbagai perangkap tersembunyi saat wawancara demi meraih job impian. Harus diketahui oleh pelamar kerja, bahwa setiap wawancara itu ibaratnya medan perang dan persaingan. Sebuah lowongan kerja umumnya akan diseleksi dari minimal 5 pelamar, bahkan lebih. Saat wawancara merupakan waktu paling menentukan, diterima atau ditolak. Salah satu tematik wawancara adalah mengupayakan agar Anda menyatakan segala kelemahan Anda. Dan Anda sendiri berusaha keras agar kelemahan itu tetap tersembunyi. Sebaliknya Anda harus berusaha agar kehebatan dan/atau kekuatan Andalah yang menonjol. Beberapa pertanyaan paling berbahaya ada tertulis di bawah ini. Cobalah memikirkan jawaban strategis dan cocokkan dengan saran para ahlinya, pada bagian ke-2.

Jebakan ke-1: Anda ingin bekerja di sini oleh sebab gaji atau tantangan?
Jika Anda menjawab bahwa gaji besar atau kecil itu tidak  penting, maka Anda akan jatuh terjebak karena pewawancara akan menggiring Anda supaya gaji Anda kecil. Demikian pula jika Anda menjawab bahwa tantangan itu lebih besar ketimbang gaji. Anda kemungkinan besar tidak akan menikmati penghasilan tinggi. Justru berjibun job penuh tantangan menanti Anda. Istilah kerennya “high profit – low income”. Pasti ini tidak akan dikehendaki oleh siapa pun. Jika Anda menjawab dengan mata bersimbol dolar, maka pewawancara akan meragukan motivasi Anda. Mengapa Anda lebih mengutamakan uang dan bukan tantangan? Jadi, bagaimana jawaban yang tepat? (Baca pada Bagian Kedua)

Jebakan ke-2: Dalam hidup ini, hal apa yang pernah membanggakan Anda?
Hati-hati dalam menjawab, sebab jawaban Anda akan menunjukkan apa saja yang menjadi prioritas Anda. Dalam kehidupan pribadi (“saya bangga akan putra saya”), atau dalam pekerjaan terdahulu (“saya bangga pernah naik pangkat”). Demikian pula jika Anda bangga terhadap kinerja diri sendiri atau keberhasilan tim. Semua itu tanpa memikirkan nasib perusahaan akan dianggap mustahil karena tidak menguntungkan pemberi kerja. Bagaimana jawaban strategis? Apa yang harus kita ketahui sebelum menjawab? (Baca pada Bagian Kedua)

Jebakan ke-3: Apa saja mata ajaran yang paling sulit bagi Anda saat di sekolah dulu?
Anda diminta mengingat kejadian tempo doeloe. Siapa sih yang bisa ingat masa silam? Kecuali hal-hal yang memalukan atau paling berkesan, tentunya. Tetapi jangan sekali-kali menjawab dengan lupa atau berbagai alasan mengelak lainnya. Biasanya kelemahan akan melekat seumur hidup pada setiap orang. Sekarang saatnya Anda menjadikan kelemahan itu sebagai kekuatan. Caranya? Misalnya Anda dulu (dan sekarang) kurang suka sport dan karenanya mata ajaran olahraga Anda biasa-biasa saja. Mungkin malah punya nilai merah di rapor. Nah, bagaimana jawaban paling strategis? Yang mengubah kelemahan jadi kekuatan? (Baca pada Bagian Kedua)

Jebakan ke-4: Mengapa Anda sering (atau jarang) pindah perusahaan?
Jika Anda termasuk orang yang tidak pernah ganti tempat kerja, bahwa baru kali ini pertama pindah, maka Anda merupakan manusia yang tidak fleksibel. Padahal zaman sekarang menuntut setiap karyawan supaya fleksibel, cekatan, dan lincah. Jika Anda merupakan karyawan yang kerap gonta-ganti pekerjaan, maka Anda tidak punya apa yang disebut sebagai motivasi dan ketekunan. Calon atasan baru Anda tidak berminat untuk senantiasa memberi semangat dengan pujian. Bagaimana ya jawaban yang pas? (Baca pada Bagian Kedua)

Jebakan ke-5: Di bagian pekerjaan mana Anda ingin mengembangkan diri?
Tak ada perusahaan di dunia ini yang ingin bertindak selaku sponsor pengembangan diri Anda lebih lanjut. Anda diterima untuk menyelesaikan masalah, bukan membuat problem. Bukan pula untuk mengembangkan diri atas biaya perusahaan. Tunjukkan luasnya pandangan Anda. Apa jawaban paling pas untuk pertanyaan ini? (Baca pada Bagian Kedua)

Jebakan ke-6: Bagaimana tempat kerja Anda dulu di perusahaan sebelumnya?
Pertanyaan ini betul-betul merupakan jebakan tulen. Setiap kritik pada mantan atasan Anda di perusahaan sebelumnya akan menjadi bumerang. Itu pula yang akan Anda katakan kelak jika Anda pindah kerja, demikian pikiran calon atasan. Jadi, bagaimana baiknya dalam menjawab? Jika Anda menyatakan semuanya baik-baik saja di tempat kerja lama, lantas mengapa Anda pindah? Sulit juga ya menjawab pertanyaan ini. (Baca pada Bagian Kedua)

Jebakan ke-7: Saat di perusahaan sebelumnya , kursus atau pendidikan lanjut apa saja yang telah Anda ikuti?
Jika Anda menjawab dengan menyebut pernah ikut berjibun kursus, seminar, penataran, atau pendidikan lanjut tertentu, Anda merupakan orang yang lebih banyak menghabiskan waktu di kursus ini itu, seminar dan semacamnya. Semua kegiatan itu butuh uang. Padahal harusnya Anda menghasilkan duit, bukan menghamburkannya. Jika Anda tidak pernah ikut, pengetahuan aktual Anda diragukan. Bagaimana baiknya? Seberapa fleksibel Anda harusnya? (Baca pada Bagian Kedua)

Jebakan ke-8: Apa yang ingin Anda capai 5 tahun ke depan di perusahaan kami?
Pewawancara ingin mendengar, apakah perusahaannya akan Anda pakai sebagai batu loncatan. Untuk pindah lagi ke perusahaan lain. Jawaban ini akan memberi Anda nilai negatif. Jika Anda menjawab, bahwa Anda ingin mengepalai divisi pengembangan atau ini itu. Bagaimana jika saat ini posisi yang Anda inginkan itu belum lowong? Anda bisa terjebak di sini. Atau Anda menjawab bahwa sementara ini sudah puas dengan posisi yang ditawarkan? Jawaban ini menunjukkan betapa Anda miskin ambisi. Jadi Anda ingin bekerja di perusahaan sampai masa pensiun tiba? Bagaimana baiknya jawaban yang strategis? (Baca pada Bagian Kedua)

Jebakan ke-9: Apa saja kekuatan/kelemahan Anda?
Soal kekuatan, mungkin Anda menjawab dengan sesuatu hal yang tidak cocok di tempat kerja baru. Apa gunanya otak yang kreatif jika perusahaan cuma butuh tukang ketik? Jika Anda tidak punya kelemahan, maka pewawancara akan menganggap Anda terlalu percaya diri dan kurang jujur. Manusia mana yang tidak punya kelemahan? Bagaimana jawaban yang tepas dan pas? (Baca pada Bagian Kedua)

Jawaban-jawaban strategis ada di Bagian Kedua
…(bersambung)…

Leave a reply

error: Content is protected !!